Senin, 11 September 2017

Market Brief: Asia Dibuka Melesat, IHSG Berpeluang Lanjutkan Kenaikan

Ipotnews – Awali pekan ini, Senin (11/9), bursa saham Asia dibuka menguat mengabaikan tekanan pelemahan padda penutupan bursa saham global akhir pekan lalu, di tengah melemahnya dolar AS. Tekanan geopolitik di Semenanjung Korea mereda, karena tak ada peluncurun rudal Korut pada akhir pekan lalu.
 
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,48% dipimpin kenaikan harga saham sektor teknologi dan perawatan kesehatan. Indeks sektor keuangan naik 1,07%. Kenaikan indeks berlanjut 0,47% (26,38 poin) ke level 5.699,00 pada pukul 8:20 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melompat tinggi 1.26% (242,88 poin) ke level 19.517,70, setelah dibuka melambung 1,25%, seiring menguatnya kembali dolar AS pada pembukaan bursa Asia. Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka melesat 0,99% dan berlanjut naik 0,97% menjadi 2.366,55.
Lanjutkan reli Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melaju 0,76% ke level 27.877,69 pada pukul 8:35 WIB. Sedangkan indeks Shanghai Composite, China bergerak mendatar di level 3.365,35.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dihadapkan pada tren kenaikan indeks di bursa saham regional, setelah berhasil keluar dari tekanan pelemahan dan mencatatkan kenaikan signifikan jelang akhir penutupan bursa pekan lalu, 0.43% ke level 5857,119. Sejumlah analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini akan melanjutkan tren penguatan, ditopang oleh rilis data cadangan devisa yang jauh melebihi standar batas kecukupan internasional. Secara teknikal, sejumlah indikator memperlihatkan adanya potensi penguatan terbatas membentuk bullish trend line.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu berakhir variatif cenderung melemah, diwarnai kekhawatiran investor terhadap cuaca ekstrem di Florida ketika Badai Irma mendekati negara tersebut, serta kemungkinan uji coba bom nuklir Korea Utara jelang peringatan Founding Day, Sabtu lalu. Harga saham perusahaan asuransi berguguran menjelang terjangan Badai Irma. Sementara itu, saham-saham bank besar seperti Citigroup dan Goldman Sachs menguat kembali setelah melorot di sesi sebelumnya. Penurunan indeks saham juga terpengaruh oleh kejatuha indeks dolar AS sebesar 0,311 poin atau 0,34% menjadi 91,352, terendah sejak 2 Januari 2015 di posisi 91,080, atau merosot 10,62% sepanjang tahun berjalan. Rilis data inventori barang dagangan periode Juli meningkat 0,6% melebihi ekspektasi ekonom sebesar 0,4%.
Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,06% (13,01 poin) menjadi 21.797,79.
Standard&Poor’s 500 turun 0,15% (-3,67 poin) di posisi 2.461,43.
Nasdaq Composite anjlok 0,59% (-37,68 poin) ke level 6.360,19.
Harga ETF saham Indonesia (EIDO) di New York Stocks Exchange naik 0,63% menjadi US$26,96.
Bursa saham utama Eropa akhir pekan lalu juga ditutup cenderung melemah, mengikuti penuruna indeks saham di bursa Wall Street dan Asia. Indeks European Stoxx 600 naik 0,15%, namun secara mingguan turun 0,17%. Harga saham sektor perminyakan rontok, seiring kejatuhan harga minyak mentah global lebih dari 1,5%.  Harga saham sektor pertambangan dasar juga anjlok 1,77%, terpengaruh oleh melemahnya data impor China.
FTSE 100 London turun 0,26% (-19,38 poin) menjadi 7.377,60..
DAX 30 Frankfurt menguat 0,06% (7,35 poin) ke posisi 12.303,98.
CAC 40 Paris melemah 0,02% (-1,13 poin) di level 5.113,49.
Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York, akhir pekan lalu ditutup melamah, investor terpengaruh oleh pernyataan presiden Federal Reserve New York, William Dudley, yang mengatakan bahwa “terlalu cepat untuk menilai kapan waktunya untuk kenaikan suku bunga berikutnya, namun jalannya masih jelas bahwa tingkat suku bunga jangka pendek akan bergerak lebih tinggi.” Ia juga menyebutkan, bahwa inflasi telah turun “lebih jauh di bawah target daripada yang kami perkirakan.” Para analis mengatakan, pernyataan “dovish” Dudley menyurutkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga tahun ini. Indeks dolar AS, yang mengukur kurs greenbackterhadap enam mata uang negara maju turun 0,34 persen menjadi 91,352. Euro mencetak rekor tertinggi selama beberapa tahn terakhir, dan yen menguat ke level tertinggi dalam 10 bulan.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot
CurrencyValueChange% Change
Euro (EUR-USD)1.20360.0013+0.11%
Poundsterling (GBP-USD)13,184.5000-122.0000-0.92%
Yen (USD-JPY)107.8400-0.6100-0.56%
Yuan (USD-CNY)6.49440.0074+0.11%
Rupiah (USD-IDR)13,184.5000-122.0000-0.92%
Sumber : Bloomberg.com,8/9 /2017 (ET)
Komoditas minyak
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges akhir pekan lalu ditutup melemah, dibayangi ancaman Badai Irma menuju negara bagian Florida, AS. Badai Irma dikhawatirkan akan kembali melumpuhkan kilang-kilang setelah sebelumnya dihantam Badai Harvey yang telah menurunkan produksi BBM AS hampir 8 persen, dari 9,5 juta barel per hari, menjadi 8,8 juta bph. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan, stok minyak mentah AS hingga akhir pekan sebelumnya meningkat 4,6 juta barel, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 4,0 juta barel. Baker Hughs melaporkan jumlah anjungan penambangan minyak yang beroperasi hingga akhir pekan lalu turun 3 unit menjadi 756 rig, penurunan mingguan ketiga dalam sebulan terkahir.
Harga minyak WTI utnuk penyerahan Oktober, turun US$1,61(-3,28%) menjadi US$47,48 per barel.
Harga minyak Brent ntuk pengiriman November, turun 71 sen menjadi US$53,78 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchangepada akhir pekan lalu ditutup menguat, mencatatkan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, terangkat oleh pelemahan dolar AS. Lemahhnya datta ekonomi AS dan turunnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Desember nanti, ikut mendongkrak harga emas. Federal Reserve AS diekspektasikan akan lebih berhati-hati menetapkan kebijakan moneternya setelah rilis data awal kalim pengangguran yang meningkat dan dampak badai Irma dan Harvey yang dikahwatrikan akan menekan perekonomian AS.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 90 sen (0,9%) menjadi US$1.351,2 per ounce.
Harga emas di pasar spot turun 0,14% menjadi US$1.346,90 per ounce, namun naik 1,7% sepanjang pekan lalu. (AFP, CNBC, Reuters)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar