Selasa, 19 September 2017

Morning Update 19 September 2017

Market Wrap

Indeks di bursa saham Wall Street pada perdagangan awal pekan ditutup menguat menjelang rapat suku bunga the Fed. Kesepakatan akuisisi perusahaan Orbital ATK oleh Northrop Grumman berhasil memberikan sentimen positif terhadap indeks. Dow Jones ditutup naik +63 poin (+0,28%) di level 22.331, S&P 500 mencatatkan penguatan +3 poin (+0,15%) di level 2.503, Nasdaq berakhir positif +6 poin (+0,10%) di level 6.454. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona hijau, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat -5 poin (-0,04%) di level 13.260.

Technical Ideas

Menguatnya indeks di bursa saham global dan regional diprediksi menjadi sentimen positif indeks, di sisi lain investor yang cenderung menunggu hasil rapat dewan The Fed diperkirakan menjadi katalis negatif. IHSG diproyeksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan rentang support di level 5.860 dengan resistance di 5.905. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:

·          ADRO (Buy, TP: Rp1.865, Support: Rp1.770)
·          TINS (Spec Buy, TP: Rp890, Support: Rp870)
·          SCMA (SELL, Resist: Rp2.310, Support: Rp2.250)
·          ISAT (Spec Buy, TP: Rp6.400, Support: Rp6.200)
                                                              
News Highlight

PT Timah Tbk (TINS) menjalin kemitraan dengan Yunnan Tin, perusahaan timah asal Tiongkok. Kerja sama itu dituangkan dalam perjanjian kerangka kerja sama strategis yang berisi pemrosesan timah, khususnya untuk industri berbahan kimia, dan pengembangan usaha, serta pemanfaatan sumberdaya timah. Lebih lanjut, Amin Haris Sugiarto, Sekretaris Perusahaan TINS menyatakan, kerja sama ini merupakan kerja sama bidang perdagangan untuk produk tin chemical dan kerjasama teknologi proses baik tin chemical maupun solder. Dia menyatakan, pasar Asia berkontribusi terbesar pada penjualan. Kerja sama ini akan memperluas pemasaran produksi hilir serta transfer knowledge teknologi bagi TINS.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kembali melanjutkan rencana divestasi anak usahanya, PT Waskita Toll Road melalui berbagai cara lain. Direktur Utama Waskita Karya M.Choliq mengatakan cara lain itu antara lain penawaran saham Waskita Toll Road kepada investor strategis hingga penawaran umum perdana saham (IPO). Menurutnya, rencana divestasi itu diharapkan  dapat rampung paling lambat pada akhir semester I/2018. Choliq mengatakan pihaknya telah memulai rencana divestasi tersebut sejak pekan lalu atau pekan kedua September 2017. 
                                                                                                                                                                                                                
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mengangkat CEO baru, yakni William Travis Saucer, yang segera efektif menjabat untuk periode 12 bulan. Saucer telah bergabung dengan Grup Lippo sejak 2006. Dia pernah menjabat sebagai Chief Executive Matahari Department Store sampai dengan 2012. Sejak 2013, Saucer tetap menjabat sebagai Komisaris PT Matahari Department Stores Tbk dan Komisaris Independen PT Matahari Putra Prima Tbk. Saucer memiliki lebih dari 37 tahun pengalaman dalam dunia ritel dan manajemen di Amerika Serikat dan Indonesia. Saucer memulai karir profesionalnya pada tahun 1973 di JC Penney and Saks, dan telah menjabat beragam posisi kepemimpinan, termasuk sebagai CEO McRae’s di tahun 1998. Di bawah kepemimpinan Saucer, manajemen MPPA akan tetap fokus pada penguatan proposisi nilai tambah bagi pelanggan dan terus melakukan inovasi. Pada saat yang sama, perseroan juga akan meningkatkan efisiensi operasional serta membangun tim yang kuat.

PT Soechi Lines Tbk (SOCI) optimistis bisa menekan angka rugi selisih kurs. Pasalnya, sejak tahun lalu, SOCI telah melakukan konversi utang berdenominasi rupiah menjadi dollar Amerika Serikat (AS). Paula Marlina, Direktur Keuangan SOCI, mengatakan, konversi utang dilakukan sebagai upaya lindung nilai. Konversi ke dollar AS dilakukan lantaran dalam menjalankan bisnis, SOCI banyak menggunakan mata uang ini. Alhasil, sejak 2017, SOCI tidak lagi mencetak forex gain atau forex loss yang jumlahnya besar. Dengan konversi utang, SOCI bisa mengurangi risiko akibat fluktuasi nilai tukar. Jika rupiah menguat, SOCI bisa mendapatkan potensi keuntungan nilai tukar dari fluktuasi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar