Rabu, 30 Agustus 2017

Market Brief: Isu Korea Mereda, IHSG Berpeluang Ikuti Tren Penguatan Asia

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Rabu (30/8) dibuka sermpat mengaut, mengikuti tren penguatan indeks di bursa saham Wall Street, setelah meredanya kekhawatiran akan memanasnya ketegangan geopolitik di Semanjung Korea, pasca peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melintasi Jepang.

Perdagangan saham hari ini dibka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,22%, yang dipimpin oleh kenaikan harga saham sektor industri sebesar 1,06%. Penguatan indeks berlanjut naik 0,11% (6,39 poin)menjadi 5.675,40 pada pukul 8:15 WIB.

Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melaju 0,67% (130,41 poin) ke level 19.492,96, setelah dibuka melompat 0,56% didukung oleh penguatan nilai tukar dolar dan meredanya perburuan yen sebagai mata uang safe haven. Indeks Kospi, Korea dibuka menguat 0,05% dan berlanjut naik 0,10% ke posisi 2.367,07.

Melanjutkan tren kenaikan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melaju 0,69% ke level 27.957,74 pada pukul 8:35 WIB. Namun indeks Shanghai Composite, China dibuka turun 0,10% ke posisi 3.361,82.

Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihadapkan pada tren penguatan indeks di bursa saham global dan regional, setelah kemarin terpuruk di zona merah sepanjang sesi perdagangan dan ditutup melemah 0,26% ke level 588.212. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat kembali didukung sentimen positif global yang mulai pulih. Secara teknikal, beberapa indikator menunjukkan posisi indeks yang sudah jenuh beli dengan potensi rebound.

Tim Riset Indo Premier berpendapat, menguatnya indeks di bursa saham Wall Street, seiring dengan menguatnya aset safe heaven diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.870 dengan resistance di 5.910. Pergerakan aliran dana investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG.

Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain: LPCK [LPCK 4,570 0 (+0,0%)] (BoW, Resist: Rp4.620, Support: Rp4.550-4.530), WSKT [WSKT 2,280 30 (+1,3%)] (Spec Buy, TP: Rp2.310, Support: Rp2.250), BSDE [BSDE 1,845 20 (+1,1%)] (Spec Buy, TP: Rp1.865, Support: Rp1.825), BJTM [BJTM 690 10 (+1,5%)] (Spec Buy, TP: Rp700, Support: Rp680).

Amerika Serikat dan Eropa

Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir menguat, setelah pasar  keluar dari kekhawatiran akan memanasnya konflik di Semenanjung Korea. Indeks sempat melemah setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan akan mempertimbangkan semua opsi yang ada untuk merespons peluncuran rudal Korea Utara yang melewati wilayah Jepang kemarin, (29/8). Namun kekhawatiran pasar tidak berkembang lebih jauh, karena melihat gelagat bahwa Trump akan lebih fokus pada penanggulangan dampak kerusakan Badai Tropis Harvey. Meski badai Harvey membuat kilang minyak di Texas berhenti beroperasi, namun tidak terlalu berdampak pada harga saham sektor energi. Namun lebih berpengaruh pada kejatuhan harga saham emiten asuransi karena ketidakpastian atas kewajiban mereka yang terkait dengan badai. Di sisi lain, harga saham  teknologi menguat mendorong kenaikan indeks.

Dow Jones Industrial Average menguat 0,26% (56,97 poin) ke posisi 21.865,37.
Standard & Poor’s 500 bertambah 0,08% (2,06 poin) menjadi 2.446,3.
Nasdaq Composite naik 0,30% (18,87 poin) ke level 6.301,89.

Harga ETF saham Indonesia (EIDO) di New York Stocks Exchange turun 0,07% menjadi US$27,15.

Bursa saham utama Eropa tadi malam berakhir dengan membukukan penurunan tajam, terendah dalam enam bulan terakhir, tertekan oleh kekhawatiran akaan semakin memanasnya ketegangan geopolitik di Semananjung Korea. Indeks Stoxx Europe 600 anjlok 1,04% ke level 368,42, dengan mencatatkan semua indeks sektoral di zona merah, di tengah melonjaknya kurs euro terhadap dolar AS, mencapai US$1,20 per euro. Harga saham emiten pertambangan emas melonjak, seiring dengan meningkatnyapermintaan emas sebagai aset safe haven. Pasar tidak terlalu merespon rilis data belanja konsumen Prancis periode Juli yang meningkat 0,7% setelah terperosok 0,7% pada bulan lalu. PDB kuartal kedua naik 0,5%. Indeks keeprcayaaan konsumen Jerman menjelang Septeember naik menjadi 10,9.

FTSE 100 London melorot 0,87% (-64,03 poin) ke posisi 7.337,43.
DAX 30 Frankfurt terjungkal 1,46% (-177,59) ke level 11.945,88.
CAC 40 Paris terperosok 0,94% (-47,83 poin) menjadi 5.031,92.

Nilai Tukar Dolar AS

Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York, pagi tadi berakhir menguat, setelah meredanya dampak peluncuruan rudal balistik Korut yang melintasi Jepang yang menekan dolar ke level terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Kurs euro yang sempat menembus US$1,20 level tertinggi sejak 2015 lalu, ditutup di posisi US$1,197 per euro. Indeks Dolar AS, yang mengukur kurs greenback terhadap enam mata uang negara maju, naik 0,05 persen menjadi 92,249.

Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1977

0.0005

+0.04%

6:45 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.2926

0.0008

+0.06%

6:45 PM

Yen (USD-JPY)

109.58

-0.13

-0.12%

6:44 PM

Yuan (USD-CNY)

6.5963

-0.0181

-0.27%

11:24 AM

Rupiah (USD-IDR)

13,340.00

0.50

+0.00%

4:59 AM

Sumber : Bloomberg.com, 29/8/2017 (ET)

Komoditas

Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi tadi terus bergerak melemah, setelah penutupan sekitar 19 persen kapasitas total kilang minyak AS akibat Badai Harvey yang menghantam pusat pengilangan minyak AS di Houston dan Texas. Upaya untuk mengoperasikan kilang-kilang tersebut terancam gagal karena bajir parah yang merendam sebagaian Houston. Harga minyak Brent yang sempat menguat, sekitar 11 sen per barel mengantisipasi melemahnya pasokan minyak dari AS, juga ditutup dengan membukakan penurunan pada akhir sesi perdagangan.

Harga minyak WTI untuk penyerahan Oktober, turun 13 sen menjadi US$46,44 per barel.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober, turun 20 sen menjadi US$51,69 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi berakhir dengan bertengger di level tertinggi sejak September tahun lalu, melanjutkan penguatan untuk sesi ketiga berturut-turut.. Kenaikan harga emas sedikit tertahan oleh menguatnya kembali indeks harga saham Wall Street, AS dan Jepang menahan diri untuk merespon provokasi Pyongyang, dan China mendesak semua pihak yang terlibat dalam isu nuklir di Semenanjung Korea agar tidak saling memprovokasi dan meningkatkan ketegangan. Sejumlah analis berpendapat harga emas masih berpotensi terus meningkat, karena belum adanya kepastian penyelesaian masalah Pyongyang, dan ketidakjelasan kelanjutan rencana reformasi kebijakan ekonomi Gedung Putih.

Harga emas untuk pengiriman Desember naik US$3,60 (0,27%) menjadi US$1.318,90 per ounce.
Harga emas di pasar spot  naik 0,4% menjadi US$1.314,52 per ounce.  (AFP, CNBC, Reuters)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar