Rabu, 30 Agustus 2017

Morning Update 30 Agustus 2017

Market Wrap

Indeks di bursa saham Wall Street pada hari Selasa ditutup menguat dipicu oleh perhatian investor yang tidak terfokus pada ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara setelah Presiden Donald Trump akhirnya memutuskan untuk menangani dampak dari Badai Tropis Harvey. Dow Jones ditutup menguat +57 poin (+0,26%) di level 21.865, S&P 500 mencatatkan kenaikan +2 poin (+0,08%) di level 2.446, Nasdaq berakhir positif +18 poin (+0,28%) di level 6.283. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona hijau, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka melemah -5 poin (-0,04%) di level 13.345.

Technical Ideas

Menguatnya indeks di bursa saham Wall Street seiring dengan menguatnya aset safe heaven diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.870 dengan resistance di 5.910. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:

  • LPCK (BoW, Resist: Rp4.620, Support: Rp4.550-4.530)
  • WSKT (Spec Buy, TP: Rp2.310, Support: Rp2.250)
  • BSDE (Spec Buy, TP: Rp1.865, Support: Rp1.825)
  • BJTM (Spec Buy, TP: Rp700, Support: Rp680)
News Highlight

PT Kimia Farma Tbk (KAEFtidak lama lagi akan punya pabrik pembuatan bahan baku obat. Emiten farmasi pelat merah ini rencananya akan mengoperasikan pabrik tersebut pada 2018 mendatang. Bersama perusahaan farmasi asal Korea Selatan Sungwun Pharmacopia Co Ltd, KAEF telah mendirikan perusahan kongsi alias joint venture (JV) bernama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP). Menurut GM Corporate Secretary KAEF Eddy Murianto, saat ini, pembangunan fisik pabrik bahan baku obat tersebut telah 100%. Pabrik ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif ke keuntungan perusahaan. Sayang, Eddy enggan menyebutkan seberapa besar dampak pembangunan pabrik ini ke bottom lineperusahaan.

PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana membangun 430 Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Nusa Tenggara. Penambahan BTS ini melengkapi 150 BTS yang saat ini sudah ada di Nusa Tenggara Timur. saat ini kendala yang masih dihadapi EXCL adalah belum terealisasinyanetwork sharing. Padahal, sebelumnya, XL berharap dengan capex tahun ini bisa mengembangkan broadband di seluruh Indonesia, sekaligus mengembangkan network sharing. Pembangunan BTS oleh EXCL di wilayah timur juga didorong oleh potensi yang ada. Pembangunan BTS baru ini diharapkan dapat menjangkau banyak wilayah di Nusa Tenggara hingga Alor.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) membidik kontribusi penjualan crude palm oil (CPO) untuk ekspor bisa meningkat. Emiten ini mematok porsi ekspor untuk total penjualan konsolidasi bisa mencapai 30%. Porsi tersebut memang tidak jauh berbeda dengan porsi tahun lalu. Namun, dari sisi jumlah produksi tahun ini akan meningkat. Pasalnya, SSMS membidik produksi tahun ini akan naik sekitar 10%. Artinya, dengan porsi yang sama, namun volume produksi berbeda. Pangsa pasar ekspor SSMS saat ini diantaranya India dan Pakistan. Manajemen perseroan menyatakan, dalam jangka pendek, belum akan membidik negara lain dan memilih fokus untuk kerja sama yang telah ada. SSMS juga berencana memperluas lahan perkebunan secara anorganik atau akuisisi lahan. Hal ini tak terlepas dari adanya moratorium lahan sawit. Diantaranya yang sedang diincar yakni lahan seluas 9.000 hektare (ha) di Kalimantan Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar