Rabu, 16 Agustus 2017

Morning Update 16 Agustus 2017

Market Wrap



Indeks di bursa saham Wall Street hari Selasa ditutup bervariasi dipicu oleh penurunan pada saham sektor retail yang mencatatkan laporan keuangan di bawah ekspektasi. Dow Jones ditutup naik +5 poin (+0,02%) di level 21.999, S&P 500 ditutup negatif -1 poin (-0,05%) di level 2.464, Nasdaq mencatatkan pelemahan -7 poin  (-0,11%) di level 6.333. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka melemah -16 poin (-0,12%) di level 13.377.

Technical Ideas



Bervariasinya indeks di bursa saham Wall Street di tengah pelemahan pada harga komoditas diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.805 dengan resistance di 5.865. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:



·          ITMG (Spec Buy, TP: Rp20.925, Support: Rp19.975)

·          TBIG (Spec Buy, TP: Rp6.950, Support: Rp6.750)

·          MAPI (BoW, Resist: Rp6.675, Support: Rp6.425)

·          JPFA (Spec Buy, TP: Rp1.210, Support: Rp1.150)

                                                              

News Highlight



PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memprediksi volume pertumbuhan penjualan pada semester II-2017 akan lebih baik dibandingkan dengan semester I-2017. Hal ini salah satunya lantaran adanya siklus penjualan tahunan. Manajemen menjelaskan, pada semester kedua nanti, rata-rata konsumsi semen per tahun diprediksi bisa 55%-60% secara total tahunan. Sedangkan sebesar 40%-45% konsumsi semen terjadi pada semester I. pihaknya memprediksi pertumbuhan konsumsi semen nasional berkisar 4%. Namun, capaian semester I-2017 yang jauh dari harapan, membuat kinerja emiten kian berat pada semester II-2017. Pasalnya, angka yang dibutuhkan untuk recovery cukup besar.



PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan pada semester pertama tahun ini. RIMO membukukan pendapatan sebesar Rp 241,65 miliar. Jumlah tersebut melonjak hingga 4.159% dibandingkan pencapaian semester pertama tahun 2016 yaitu hanya Rp 5,67 miliar. Perusahaan juga mencatatkan laba sebesar Rp 179,42 miliar per Juni 2017. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, RIMO membukukan kerugian sebesar Rp 11,6 miliar. Kinerja RIMO melonjak lantaran emiten ritel ini mendapatkan pemasukan dari lini bisnis baru di sektor properti. Asal tahu saja, pada semester pertama 2017, perseroan mengakuisisi PT Hokindo Properti Investama. RIMO mencaplok Hokindo menggunakan dana rights issue.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                       

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih optimistis dengan pertumbuhan volume penjualan pada tahun ini sebesar 4%-5%. Target tersebut masih inline seperti target awal yang ditetapkan. Sebelumnya, INTP juga memprediksi sampai akhir tahun ini, kelebihan pasokan  semen di Indonesia mencapai 39,7 juta ton. Hal ini membuat INTP melakukan efisiensi pada beberapa lini produksi. Dia menyatakan, terjadi oversupply yang demikian besar. Sementara kebutuhan semen baru sekitar 60 juta ton dan kapasitas terpasang di atas 100 juta ton. Sebagai catatan, performa penjualan INTP semester I-2017 masih turun 15,48%. Sedangkan pada penjualan tahun 2016, pertumbuhan juga masih turun 13,69%. Meski demikian, harapan akan membaiknya proyek infrastruktur yang digenjot pemerintah, bisa menjadi angin segar.


PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menerbitkan saham baru melalui skema HMETD alias rights issue senilai Rp 5,03 triliun. Setiap pemegang 47 saham lama berhak atas 4 HMETD (rights). Setiap 1 HMETD memiliki hak untuk membeli 1 saham baru dengan harga Pelaksanaan Rp 18.000. Diperkirakan TPIA dapat meraup dana hasil rights issue sebanyak-banyaknya sekitar Rp 5 triliun. Perolehan dana hasil rights issue akan dimanfaatkan untuk membiayai belanja modal, yaitu penambahan kapasitas produksi dan/atau diversifikasi produk, serta belanja modal lainnya guna meningkatkan skala usaha. rights issue dilakukan sebagai langkah perseroan untuk memperluas basis investor sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan, memperkuat posisi perseroan sebagai perusahaan publik, dan semakin mengembangkan akses perusahaan ke pasar modal domestik maupun luar negeri.                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar