Market Wrap
Indeks di bursa saham Wall Street hari Selasa ditutup bervariasi dipicu oleh penurunan pada saham sektor retail
yang mencatatkan laporan keuangan di bawah ekspektasi. Dow Jones
ditutup naik +5 poin (+0,02%) di level 21.999, S&P 500 ditutup
negatif -1 poin (-0,05%) di level 2.464, Nasdaq mencatatkan pelemahan -7
poin (-0,11%) di level 6.333. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka melemah -16 poin (-0,12%) di level 13.377.
Technical Ideas
Bervariasinya
indeks di bursa saham Wall Street di tengah pelemahan pada harga
komoditas diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak
bervariasi cenderung menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.805 dengan resistance
di 5.865. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· ITMG (Spec Buy, TP: Rp20.925, Support: Rp19.975)
· TBIG (Spec Buy, TP: Rp6.950, Support: Rp6.750)
· MAPI (BoW, Resist: Rp6.675, Support: Rp6.425)
· JPFA (Spec Buy, TP: Rp1.210, Support: Rp1.150)
News Highlight
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memprediksi volume pertumbuhan penjualan pada semester II-2017 akan lebih baik dibandingkan dengan semester I-2017. Hal ini salah satunya lantaran adanya siklus penjualan tahunan. Manajemen
menjelaskan, pada semester kedua nanti, rata-rata konsumsi semen per
tahun diprediksi bisa 55%-60% secara total tahunan. Sedangkan sebesar
40%-45% konsumsi semen terjadi pada semester I. pihaknya
memprediksi pertumbuhan konsumsi semen nasional berkisar 4%. Namun,
capaian semester I-2017 yang jauh dari harapan, membuat kinerja emiten
kian berat pada semester II-2017. Pasalnya, angka yang dibutuhkan untuk recovery cukup besar.
PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan pada semester pertama tahun ini. RIMO
membukukan pendapatan sebesar Rp 241,65 miliar. Jumlah tersebut
melonjak hingga 4.159% dibandingkan pencapaian semester pertama tahun
2016 yaitu hanya Rp 5,67 miliar. Perusahaan
juga mencatatkan laba sebesar Rp 179,42 miliar per Juni 2017. Padahal,
pada periode yang sama tahun lalu, RIMO membukukan kerugian sebesar Rp
11,6 miliar. Kinerja
RIMO melonjak lantaran emiten ritel ini mendapatkan pemasukan dari lini
bisnis baru di sektor properti. Asal tahu saja, pada semester pertama
2017, perseroan mengakuisisi PT Hokindo Properti Investama. RIMO
mencaplok Hokindo menggunakan dana rights issue.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih optimistis dengan pertumbuhan volume penjualan pada tahun ini sebesar 4%-5%. Target tersebut masih inline seperti target awal yang ditetapkan. Sebelumnya,
INTP juga memprediksi sampai akhir tahun ini, kelebihan pasokan semen
di Indonesia mencapai 39,7 juta ton. Hal ini membuat INTP melakukan
efisiensi pada beberapa lini produksi. Dia menyatakan, terjadi oversupply yang demikian besar. Sementara kebutuhan semen baru sekitar 60 juta ton dan kapasitas terpasang di atas 100 juta ton. Sebagai
catatan, performa penjualan INTP semester I-2017 masih turun 15,48%.
Sedangkan pada penjualan tahun 2016, pertumbuhan juga masih turun
13,69%. Meski demikian, harapan akan membaiknya proyek infrastruktur
yang digenjot pemerintah, bisa menjadi angin segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar