Market Wrap
Indeks di bursa
saham Wall Street hari Kamis ditutup melemah ditengah ketegangan antara
Amerika Serikat dengan Korea Utara yang semakin memanas. Dow Jones
ditutup turun -204 poin (-0,93%) di level 21.844, S&P 500 ditutup
koreksi -36 poin (-1,45%) di level 2.438, Nasdaq ditutup negatif -135
poin (-2,13%) di level 6.217. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka melemah -35 poin (-0,26%) di level 13.368.
Technical Ideas
Melemahnya
indeks di bursa saham Wall Street seiring dengan pelemahan pada harga
minyak mentah serta nilai tukar rupiah diprediksi membawa indeks harga
saham gabungan bergerak bervariasi cenderung melemah. IHSG diperkirakan
berada pada rentang support di level 5.800 dengan resistance
di 5.850. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· ADRO (Spec Buy, TP: Rp1.885, Support: Rp1.815)
· SMBR (Spec Buy, TP: Rp3.190, Support: Rp3.090)
· BEST (Spec Buy, TP: Rp310, Support: Rp302)
· INAF (Spec Buy, TP: Rp2.780, Support: Rp2.500)
News Highlight
PT Indosat Tbk (ISAT) mampu mencatat laba bersih yang lebih baik. kenaikan laba bersih ISAT mencapai 83% year on year (yoy) menjadi Rp 784,21 miliar dari yang sebelumnya Rp 428,07 miliar. Kenaikan
laba bersih itu tak lepas dari kenaikan pendapatan ISAT sebesar 8% jadi
Rp 15,11 triliun dari sebelumnya Rp 13,94 triliun. Pada
saat yang bersamaan, ISAT mampu memotong biaya pemasaran. Hal ini
terlihat dari turunnya beban pemasaran sebesar 11% menjadi Rp 593,37
miliar. Jika
ditotal, beban pokok ISAT sejatinya naik 5% yoy jadi Rp 12,86 triliun.
Tapi, dengan efisiensi pemasaran tersebut, porsi beban pokok terhadap
pendapatan ISAT justru turun jadi 85% pada semester I tahun ini dari
sebelumnya 87% di semester I 2016.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga meminati ruas tol yang bakal dilepas PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Agus
Setiawan, Sekretaris Perusahaan JSMR mengatakan, pihaknya akan fokus
pada ruas tol Trans Jawa ketika ambil bagian dalam proses jual beli
tersebut. Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) juga menyatakan minat membeli ruas tol Trans Jawa milik Waskita. Manajemen Jasa Marga beralasan, ruas Trans Jawa masih menjadi yang paling tinggi dari segi traffic. Trans Jawa merupakan koridor yang strategis sekaligus menjadi urat nadi pertumbuhan ekonomi. Sementara, JSMR tahun ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 31,5 triliun. Sebagian besar capex tersebut akan digunakan untuk menambah portofolio jalan tol.
PT Astra International Tbk (ASII) sudah menyatakan minatnya untuk ambil bagian dalam rencana penjualan ruas tol milik Waskita. Seperti
diketahui, WSKT akan mendivestasi 9 ruas tol miliknya. Prosesnya akan
segera dilakukan bulan ini dan berakhir pada September mendatang. Bukan tanpa alasan ASII hanya fokus pada Trans Jawa. banyak kajian yang menjadi keputusan untuk mengakuisisi ruas tol. ASII
punya anggaran Rp 2,6 triliun untuk menggarap proyek jalan tol. Sekitar
50% -nya sudah terserap selama semester I 2017. Namun, manajemen belum
bisa merinci apakah investasi untuk akuisisi ruas tol Trans Jawa akan
menggunakan anggaran tersebut atau justru diluar.
PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) bakal
memulai pembangunan pabrik pengolahan bijih kakao di Purwakarta, Jawa
Barat dengan nilai investasi sekitar US$60 juta pada Oktober 2017. Direktur
Salim Ivomas Pratama Tan Agustinus Dermawan menuturkan perseroan telah
membentuk joint venture dengan perusahaan asal Jepang, Daito Cacao Co.
Ltd. pada Februari 2017. Kolaborasi itu menghasilkan PT Indoagri
Daitocacao yang akan membangun pabrik pengolahan bijih kakao di
Purwakarta, Jawa Barat. Menurutnya,
kapasitas pabrik senilai US$60 juta itu masih dihitung oleh Daito Cacao
sebagai pelaksana teknis pembangunan pabrik. Adapun mayoritas produknya
akan dipasarkan di dalam negeri. Pasalnya, industri makanan domestik
sedang bertumbuh.
Akses full report di : http://ipot.id/?g=r/e/3c3az2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar