Market Wrap
Indeks di bursa saham Wall Street hari kamis ditutup melemah dipicu adanya kekhawatiran anggota kongres dan pihak lain dalam komunitas bisnis tidak mau bekerja sama dengan Presiden Donald Trump
setelah dirinya mengeluarkan komentar yang kontroversial terkait
insiden di Charlottesville sehingga mengancam agenda perubahan regulasi
yang pro dunia usaha. Dow Jones ditutup turun -274 poin
(-1,24%) di level 21.750, S&P 500 ditutup negatif -38 poin (-1,54%)
di level 2.430, Nasdaq mencatatkan pelemahan 123 poin (-1,94%) di level
6.222. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka melemah -8 poin (-0,06%) di level 13.366.
Technical Ideas
Melemahnya
indeks di bursa saham Wall Street di tengah penguatan pada harga
komoditas dan minimnya sentimen dalam negeri diprediksi membawa indeks
harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung melemah. IHSG
diperkirakan berada pada rentang support di level 5.850 dengan resistance
di 5.930. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· INDF (Spec Buy, TP: Rp8.475, Support: Rp8.275)
· CPIN (Spec Buy, TP: Rp2.900, Support: Rp2.800)
· BDMN (Spec Buy, TP: Rp5.600, Support: Rp5.350)
· SRIL (Spec Buy, TP: Rp360, Support: Rp336)
News Highlight
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) segera mempublikasikan rencana sekuritisasi aset dalam waktu dekat. Seperti
diketahui, dalam agenda sekuritisasi aset itu, akan menerbitkan kontrak
investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA). Ruas tol Jagorawi bakal
menjadi aset yang disekuritisasi. Melalui
sekuritisasi aset tersebut, JSMR bakal meraup dana segar sebesar Rp 2
triliun. Rencananya, JSMR akan menggunakan ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi
(Jagorawi) sebagai aset yang disekuritisasi. Dana hasil aksi korporasi
ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi jalan tol lainnya. Tahun
ini, JSMR berencana menambah enam ruas tol baru sepanjang 210 kilometer
(km). Perusahaan pelat merah ini mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 31 triliun untuk memuluskan ekspansi tersebut
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengantongi
kontrak baru Rp26,8 triliun dalam periode Januari-Juli 2017 atau
bertambah Rp1,4 triliun dibandingkan dengan Rp25,4 triliun pada
Januari-Juni 2017. Sekretaris
Perusahaan Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengatakan, kontrak baru
itu termasuk perolehan kontrak dari proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) fase I. Berdasarkan lini bisnisnya, konstruksi dan energi berkontribusi paling besar terhadap perolehan kontrak baru emiten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar