Market Wrap
Indeks di bursa saham Wall Street akhir pekan ditutup melemah terbatas meskipun pada awal perdagangan cukup tertekan. Mundurnya penasihat Presiden Donald Trump yaitu Steve Bannon yang kontroversial berhasil memberikan sentimen positif di pasar.
Dow Jones ditutup turun -76 poin (-0,35%) di level 21.674, S&P 500
ditutup negatif -4 poin (-0,18%) di level 2.425, Nasdaq mencatatkan
pelemahan -5 poin (-0,09%) di level 6.216. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat +3 poin (+0,02%) di level 13.359.
Technical Ideas
Melemahnya
indeks di bursa saham Wall Street di tengah penguatan pada harga minyam
mentah dan komoditas dunia diprediksi membawa indeks harga saham
gabungan bergerak bervariasi cenderung melemah. IHSG diperkirakan
bergerak pada rentang support di level 5.850 dengan resistance
di 5.930. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· TINS (Spec Buy, TP: Rp835, Support: Rp795)
· ASII (Spec Buy, TP: Rp7.975, Support: Rp7.825)
· GGRM (Spec Buy, TP: Rp76.500, Support: Rp71.500)
· CTRA (SoS, TP: Rp1.250, Support: Rp1.175)
News Highlight
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Permintaan untuk surat utang ini tinggi, terutama dari investor asal China. Alhasil, MEDC menaikkan emisi obligasinya. MEDC menambah nilai emisi obligasi sebesar US$ 100 juta. Sehingga, total global bond perusahaan milik keluarga Panigoro ini mencapai US$ 400 juta, atau setara Rp 5,3 triliun. Obligasi
tanpa jaminan tersebut diterbitkan oleh anak usaha MEDC di Singapura,
Medco Strait Services Pte Ltd. Obligasi global tersebut memberikan kupon
8,5% per tahun dengan tenor lima tahun, atau akan jatuh tempo pada 2022
mendatang. Dalam
rencana awal, sekitar 70% dana hasil obligasi akan digunakan untuk
melunasi pinjaman untuk proyek Natuna. Lalu, sekitar 6% akan digunakan
untuk mendanai cadangan bunga. Sisanya, akan disimpan dalam rekening
escrow untuk pelunasan utang lain yang jatuh akan tempo dalam setahun ke
depan.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) segera
mengeksekusi rencana sekuritisasi aset dengan skema kontrak investasi
kolektif efek beragun aset (KIK-EBA). KIK-EBA ini memiliki nilai
maksimum Rp 2 triliun dengan jangka waktu lima tahun. Produk
sekuritisasi bernama KIK-EBA Mandiri JSMR01 ini rencananya akan
ditawarkan dalam dua kelas. Kelas A akan diterbitkan melalui penawaran
umum dan memiliki karakteristik pendapatan tetap, dengan rentang kupon
tetap 8% sampai 9%. Lalu, kelas B akan diterbitkan melalui penawaran terbatas dan memiliki karakteristik pendapatan tidak tetap.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) semakin gencar berekspansi. Untuk mendanai ekspansi, emiten dengan kode saham TPIA ini menerbitkan saham baru melalui rights issue
sebesar Rp 5,03 triliun atau sekitar US$ 378 juta. Penawaran Chandra
Asri diterima dengan baik di pasar, hingga terjadi kelebihan order book. Sebagian besar order book tersebut
berasal dari investor besar Thailand, investor jangka panjang lokal dan
internasional, dana multi strategi serta perusahaan asuransi.
Penempatan order book dialokasikan sangat ketat, dengan lima
investor teratas memperoleh 90% dari total order book dan 10 investor
teratas mendapatkan 95% dari total order book. TPIA memperkirakan dapat meraup dana hasil rights issue sebanyak-banyaknya sekitar Rp 5 triliun. Perolehan dana hasil rights issue
tersebut akan dimanfaatkan untuk membiayai belanja modal guna
meningkatkan skala usaha. Salah satunya, untuk menambah kapasitas
produksi dan diversifikasi produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar