Selasa, 22 Agustus 2017

Morning Update IPOT 22 Agustus 2017

Market Wrap
 
Indeks di bursa saham Wall Street awal pekan ditutup flat dipicu oleh penurunan saham sektor teknologi dan keuangan ditengah ketegangan geopolitik yang masih menjadi perhatian investor. Dow Jones ditutup menguat +29 poin (+0,13%) di level 21.703, S&P 500 ditutup positif +3 poin (+0,12%) di level 2.428, Nasdaq mencatatkan pelemahan -3 poin (-0,05%) di level 6.213. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat +12 poin (+0,09%) di level 13.339.


Technical Ideas



Bervariasinya indeks di bursa saham Wall Street serta penurunan harga minyak mentah diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung melemah. Rilis data suku bunga akan menjadi perhatian investor hari ini. IHSG diperkirakan bergerak pada rentang support di level 5.830 dengan resistance di 5.890. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:



·          BMRI (Spec Buy, TP: Rp13.350, Support: Rp13.025)

·          SSMS (SELL, Resist: Rp1.555, Support: Rp1.505)

·          JSMR (BoW, Resist: Rp5.525, Support: Rp5.350)

·          BJBR (Spec Buy, TP: Rp2.860, Support: Rp2.530)

                                                              

News Highlight



PT Astra International Tbk (ASII) penjualan motor Astra kembali meningkat. Peningkatannya juga terbilang moncer. penjualan merk Honda per Juli 2017 mencapai 403.487 unit, lompat 53% dibanding penjualan Juni, sebanyak 263.854 unit. Seiring dengan kenaikan penjualan itu, pangsa pasar motor ASII pun terkerek naik jadi 75%. Adapun pangsa pasar motor per Juni 2017 sebesar 70%. Posisi penjualan Juli 2017 juga lebih kuat dibanding posisi penjualan Juli 2016. Pada periode ini, penjualannya sebesar 203.019 unit. Pangsa pasarnya ada di level 67%.



PT Indosat Tbk (ISAT) menyiapkan beberapa kebijakan terkait utang valuta asing. ISAT bakal memproyeksikan pengurangan eksposur mata uang asing dengan membayar semua pinjaman dalam dollar AS. Selain itu, ISAT akan memprioritaskan pinjaman dalam bentuk rupiah. Dalam laporan keuangan, ISAT meneken kontrak swap suku bunga dan kontrak forward valuta asing jika dianggap perlu. Ini untuk mengelola risiko perubahan nilai valuta asing dan suku bunga dari pinjaman juga utang obligasi perusahaan dalam mata uang asing. ISAT memiliki liabilitas US$ 290,07 juta. Dengan asumsi nilai rupiah Rp 13.319, maka utang ISAT dalam dollar AS sebesar Rp 3,86 triliun, atau berkurang dari posisi 2015 yakni Rp 5,98 triliun. 
                                                                                                                                                                                   
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membantah kabar terkait rencana pembelian saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. terkait bisnis menara. Digital and Strategic Portfolio Telkom David Bangun mengungkapkan pihaknya saat ini tidak ada rencana untuk membeli perusahaan menara berkode saham SUPR. Namun, di sela-sela Publix Expose Maraton beberapa pekan lalu, David sempat memaparkan perseroan tengah mendiskusikan strategi ekspansi bisnis. Salah satunya terkait bisnis menara telekomunikasi. David memaparkan bisnis menara telekomunikasi memang bisnis strategis. Maka dari itu, emiten berkode saham TLKM ini akan serius menggarap pasar menara telekomunikasi melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).



PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Sebanyak 89% dari target penjualan batu bara pada tahun ini sudah terkontrak dengan pembeli. Pada paruh kedua tahun ini, perseroan akan terus meningkatkan produktivitas. Direktur Utama ITMG Kirana Limpaphayom mengungkapkan perseroan pada paruh pertama tahun ini mencetak laba bersih tiga lipat dibanding pada periode yang sama tahun lalu berkat rata-rata harga jual batu bara yang naik secara bermakna. Perseroan menilai harga batu bara pada paruh kedua tahun ini diperkirakan dipengaruhi kebijakan produksi batu bara di China. Pasalnya, pemerintah China telah mencabut pengetatan produksi batu bara dalam negeri semenjak kuartal pertama, namun kapasitas produksi negara tersebut sepertinya tidak dapat memenuhi kenaikan permintaan yang cepat. Harga jual batu bara diharapkan stabil sampai penghujung tahun.

                                                                                                                                                                                        
Akses full report di : http://ipot.id/?g=r/e/3c3b24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar