Market Wrap
Indeks di bursa saham Wall Street awal pekan ditutup flat
dipicu oleh penurunan saham sektor teknologi dan keuangan ditengah
ketegangan geopolitik yang masih menjadi perhatian investor. Dow Jones
ditutup menguat +29 poin (+0,13%) di level 21.703, S&P 500 ditutup
positif +3 poin (+0,12%) di level 2.428, Nasdaq mencatatkan pelemahan -3
poin (-0,05%) di level 6.213. Pagi ini bursa Asia dibuka di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat +12 poin (+0,09%) di level 13.339.
Technical Ideas
Bervariasinya
indeks di bursa saham Wall Street serta penurunan harga minyak mentah
diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi
cenderung melemah. Rilis data suku bunga akan menjadi perhatian investor
hari ini. IHSG diperkirakan bergerak pada rentang support di level 5.830 dengan resistance
di 5.890. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· BMRI (Spec Buy, TP: Rp13.350, Support: Rp13.025)
· SSMS (SELL, Resist: Rp1.555, Support: Rp1.505)
· JSMR (BoW, Resist: Rp5.525, Support: Rp5.350)
· BJBR (Spec Buy, TP: Rp2.860, Support: Rp2.530)
News Highlight
PT Astra International Tbk (ASII) penjualan motor Astra kembali meningkat. Peningkatannya juga terbilang moncer. penjualan merk Honda per Juli 2017 mencapai 403.487 unit, lompat 53% dibanding penjualan Juni, sebanyak 263.854 unit. Seiring
dengan kenaikan penjualan itu, pangsa pasar motor ASII pun terkerek
naik jadi 75%. Adapun pangsa pasar motor per Juni 2017 sebesar 70%. Posisi
penjualan Juli 2017 juga lebih kuat dibanding posisi penjualan Juli
2016. Pada periode ini, penjualannya sebesar 203.019 unit. Pangsa
pasarnya ada di level 67%.
PT Indosat Tbk (ISAT) menyiapkan beberapa kebijakan terkait utang valuta asing. ISAT
bakal memproyeksikan pengurangan eksposur mata uang asing dengan
membayar semua pinjaman dalam dollar AS. Selain itu, ISAT akan
memprioritaskan pinjaman dalam bentuk rupiah. Dalam laporan keuangan, ISAT meneken kontrak swap suku bunga dan kontrak forward valuta
asing jika dianggap perlu. Ini untuk mengelola risiko perubahan nilai
valuta asing dan suku bunga dari pinjaman juga utang obligasi perusahaan
dalam mata uang asing. ISAT
memiliki liabilitas US$ 290,07 juta. Dengan asumsi nilai rupiah Rp
13.319, maka utang ISAT dalam dollar AS sebesar Rp 3,86 triliun, atau
berkurang dari posisi 2015 yakni Rp 5,98 triliun.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membantah kabar terkait rencana pembelian saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk. terkait bisnis menara. Digital
and Strategic Portfolio Telkom David Bangun mengungkapkan pihaknya saat
ini tidak ada rencana untuk membeli perusahaan menara berkode saham
SUPR. Namun, di
sela-sela Publix Expose Maraton beberapa pekan lalu, David sempat
memaparkan perseroan tengah mendiskusikan strategi ekspansi bisnis.
Salah satunya terkait bisnis menara telekomunikasi. David
memaparkan bisnis menara telekomunikasi memang bisnis strategis. Maka
dari itu, emiten berkode saham TLKM ini akan serius menggarap pasar
menara telekomunikasi melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi
(Mitratel).
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Sebanyak 89% dari target penjualan batu bara pada tahun ini sudah terkontrak dengan pembeli. Pada paruh kedua tahun ini, perseroan akan terus meningkatkan produktivitas. Direktur
Utama ITMG Kirana Limpaphayom mengungkapkan perseroan pada paruh
pertama tahun ini mencetak laba bersih tiga lipat dibanding pada periode
yang sama tahun lalu berkat rata-rata harga jual batu bara yang naik
secara bermakna. Perseroan
menilai harga batu bara pada paruh kedua tahun ini diperkirakan
dipengaruhi kebijakan produksi batu bara di China. Pasalnya, pemerintah
China telah mencabut pengetatan produksi batu bara dalam negeri semenjak
kuartal pertama, namun kapasitas produksi negara tersebut sepertinya
tidak dapat memenuhi kenaikan permintaan yang cepat. Harga jual batu
bara diharapkan stabil sampai penghujung tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar