Selasa, 29 Agustus 2017

Morning Update IPOT 29 Agustus 2017

Market Wrap

Indeks di bursa saham Wall Street pada awal pekan ditutup bervariasi dipicu oleh penantian investor pada kebijakan reformasi pajak ditengah harga saham perusahaan minyak yang mengalami penguatan setelah badai tropis Harvey menyebabkan sebagian pengolahan minyak di Houston tutup. Dow Jones ditutup melemah -5 poin (-0,02%) di level 21.808, S&P 500 mencatatkan kenaikan +1 poin (+0,05%) di level 2.444, Nasdaq berakhir positif +17 poin (+0,28%) di level 6.283. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka melemah -5 poin (-0,04%) di level 13.345.

Technical Ideas

Bervariasinya indeks di bursa saham Wall Street ditengah pelemahan harga minyak mentah serta menguatnya aset safe heaven diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.875 dengan resistance di 5.930. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:

·          INCO (Buy, TP: Rp3.020, Support: Rp2.830)
·          INDF (SoS, TP: Rp8.750, Support: Rp8.500)
·          BDMN (Spec Buy, TP: Rp5.600, Support: Rp5.400)
·          ICBP (SoS, TP: Rp8.925, Support: Rp8.700)
                                                              
News Highlight

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengincar kontrak baru senilai Rp12 triliun-Rp14 triliun dari proyek infrastruktur pada sisa waktu sampai akhir 2017. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Puspita Anggraeni mengatakan kontrak tersebut berasal dari berbagai lelang terbuka yang diikuti oleh perusahaan. Puspita mengatakan pihaknya optimis dapat mencapai target kontrak baru senilai Rp43,4 triliun sepanjang 2017. Sampai Juli 2017, emiten berkode saham WIKA itu telah membukukan kontrak baru Rp20,2 triliun atau 50,73% dari target.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mampu mencetak kinerja yang moncer. Sepanjang semester I 2017, ADRO mencetak laba bersih US$ 222,39 juta, lompat 82% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 122,11 juta. Lompatan laba bersih itu tak lepas dari membaiknya industri batubara. "Kenaikan rata-rata harga jual batubara 42% dari periode yang sama tahun lalu menyebabkan kenaikan harga jual rata-rata bagi ADRO," ujar Presiden Direktur & Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir, di Jakarta. Alhasil, ADRO mampu meraup pendapatan dari segmen pertambangan dan perdagangan batubara sebesar US$ 1,45 miliar. Angka ini naik 32% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 1,1 miliar.
                                                                                                                                                                                                                          
PT AKR Corpindo Tbk (AKRA) mengejar sisa target penjualan lahan di salah satu portofolionya, Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Suresh Vembu, Direktur AKRA bilang, perusahaan menargetkan penjualan 40 hektare (ha) lahan di JIIPE. Luasan sebesar itu setara sekitar Rp 850 miliar. Guna memuluskan rencana itu, AKRA bakal kembali menawarkan sejumlah blok. Ada empat blok lang dijual, yakni Block H untuk clean block dan kilang CPO masing-masing seluas 55 ha dan 40 ha, Block I seluas 100 ha dan lahan multiguna seluas 117,47 ha yang juga terletak di dalam Block I. Guna menarik minat beli calon pembeli, tentunya AKRA tidak hanya menjual tanah begitu saja. AKRA juga bakal menunjang fasilitas pendukung. AKRA sudah berinvestasi setidaknya lebih dari Rp 3 triliun untuk pengembangan JIIPE. Total dibutuhkan investasi antara Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun untuk pengembangan JIIPE Tahap I.
                                                                                                                                       
Akses full report di : http://ipot.id/?g=r/e/3c3b42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar