Market Wrap
Indeks di bursa
saham Wall Street berhasil menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin
setelah laporan data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari ekspektasi
sehingga menimbulkan spekulasi kenaikan suku bunga the Federal Reserve tidak akan segera terlaksana.
Dow Jones ditutup menguat +39 poin (+0,18%) di level 21.987, S&P
500 mencatatkan kenaikan +5 poin (+0,20%) di level 2.476, Nasdaq
berakhir positif +6 poin (+0,10%) di level 6.435. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat +24 poin (+0,18%) di level 13.318.
Technical Ideas
Menguatnya
indeks di bursa saham Wall Street seiring dengan kenaikan harga
komoditas serta investor yang menanti rilis data ekonomi inflasi
diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi
cenderung melemah. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.890 dengan resistance
di 5.940. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· ASII (Spec Buy, TP: Rp7.925, Support: Rp7.800)
· BMRI (Spec Buy, TP: Rp13.225, Support: Rp13.000)
· ICBP (Spec Buy, TP: Rp8.800, Support: Rp8.650)
· JSMR (SoS, TP: Rp5.900, Support: Rp5.750)
News Highlight
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Lesunya perekonomian global maupun regional membuat permintaan gas dari pelaku industri menurun. Akibat
kondisi tersebut, distribusi gas PGAS sepanjang semester I 2017
tercatat 749 MMscfd. Angka ini turun 6% dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, PGAS juga tertekan oleh
kebijakan pemerintah. Atas alasan meningkatkan pertumbuhan dan daya
saing nasional, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (PP) No.
44/2017 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Beleid
tersebut meminta industri untuk menurunkan harga gas dengan patokan US$
6 per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU).
PT Indika Energy Tbk (INDY) sepanjang semester I lalu memperoleh kontrak total Rp 2,04 triliun. salah satu kontrak yang didapat berasal dari PT Maruwai Coal melalui anak usaha INDY, Petrosea. Kontrak
yang ditandatangani pada 16 Juni lalu itu berisi perjanjian pengerjaan
jalan, jembatan, dan earthworks construction. Perjanjian kontrak
memiliki durasi selama dua tahun. ejatinya,
pada 9 Juni lalu, INDY juga memperoleh kontrak dari PT Freeport
Indonesia untuk pengerjaan situs pertambangan Garsberg di Sorong, Papua.
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan
laba bersih Rp 2,59 triliun pada semester pertama 2017. Pencapaian laba
melorot sekitar 46,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu
Rp 4,86 triliun. Total penghasilan perseroan per Juni 2017 sejumlah Rp
2,66 triliun. Angka tersebut turun 47,84% year on year (yoy)
dari sebelumnya Rp 5,09 triliun. Kendati demikian, Presiden Direktur
Saratoga Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan, pencapaian di semester
pertama ini cukup solid. Menurutnya, kontribusi terhadap laba bersih
didorong sumber-sumber yang terdiversifikasi dalam portofolio, termasuk
kenaikan harga saham perusahaan-perusahaan investasi yang tercatat dan
pendapatan dividen dari perusahaan investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar