Senin, 04 September 2017

Morning Update IPOT 4 September 2017

Market Wrap

Indeks di bursa saham Wall Street berhasil menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin setelah laporan data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari ekspektasi sehingga menimbulkan spekulasi kenaikan suku bunga the Federal Reserve tidak akan segera terlaksana. Dow Jones ditutup menguat +39 poin (+0,18%) di level 21.987, S&P 500 mencatatkan kenaikan +5 poin (+0,20%) di level 2.476, Nasdaq berakhir positif +6 poin (+0,10%) di level 6.435. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona merah, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat +24 poin (+0,18%) di level 13.318.

Technical Ideas

Menguatnya indeks di bursa saham Wall Street seiring dengan kenaikan harga komoditas serta investor yang menanti rilis data ekonomi inflasi diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak bervariasi cenderung melemah. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.890 dengan resistance di 5.940. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:

·          ASII (Spec Buy, TP: Rp7.925, Support: Rp7.800)
·          BMRI (Spec Buy, TP: Rp13.225, Support: Rp13.000)
·          ICBP (Spec Buy, TP: Rp8.800, Support: Rp8.650)
·          JSMR (SoS, TP: Rp5.900, Support: Rp5.750)
                                                              
News Highlight

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Lesunya perekonomian global maupun regional membuat permintaan gas dari pelaku industri menurun. Akibat kondisi tersebut, distribusi gas PGAS sepanjang semester I 2017 tercatat 749 MMscfd. Angka ini turun 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, PGAS juga tertekan oleh kebijakan pemerintah. Atas alasan meningkatkan pertumbuhan dan daya saing nasional, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (PP) No. 44/2017 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Beleid tersebut meminta industri untuk menurunkan harga gas dengan patokan US$ 6 per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU).

PT Indika Energy Tbk (INDY) sepanjang semester I lalu memperoleh kontrak total Rp 2,04 triliun. salah satu kontrak yang didapat berasal dari PT Maruwai Coal melalui anak usaha INDY, Petrosea. Kontrak yang ditandatangani pada 16 Juni lalu itu berisi perjanjian pengerjaan jalan, jembatan, dan earthworks construction. Perjanjian kontrak memiliki durasi selama dua tahun. ejatinya, pada 9 Juni lalu, INDY juga memperoleh kontrak dari PT Freeport Indonesia untuk pengerjaan situs pertambangan Garsberg di Sorong, Papua.
                                                                                                                                                                                         
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan laba bersih Rp 2,59 triliun pada semester pertama 2017. Pencapaian laba melorot sekitar 46,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 4,86 triliun. Total penghasilan perseroan per Juni 2017 sejumlah Rp 2,66 triliun. Angka tersebut turun 47,84% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 5,09 triliun. Kendati demikian, Presiden Direktur Saratoga Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan, pencapaian di semester pertama ini cukup solid. Menurutnya, kontribusi terhadap laba bersih didorong sumber-sumber yang terdiversifikasi dalam portofolio, termasuk kenaikan harga saham perusahaan-perusahaan investasi yang tercatat dan pendapatan dividen dari perusahaan investasi.
                                                                                                                                                                                                           
Akses full report di : http://ipot.id/?g=r/e/3c3bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar