Kamis, 07 September 2017

Morning Update IPOT 7 September 2017

Market Wrap

Indeks di bursa saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah Presiden Donald Trump mencapai kesepakatan dengan para pemimpin Demokrat yang berencana untuk menaikkan batas utang dan pendanaan pemerintah. Dow Jones ditutup positif +54 poin (+0,25%) di level 21.807, S&P 500 mencatatkan kenaikan +7 poin (+0,31%) di level 2.465, Nasdaq berakhir menguat +17 poin (+0,28%) di level 6.393. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona hijau, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat  +1 poin (+0,01%) di level 13.332.

Technical Ideas

Menguatnya indeks di bursa saham Global dan Regional serta harga komoditas yang masih mengalami kenaikan diprediksi membawa indeks harga saham gabungan bergerak menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.800 dengan resistance di 5.850. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:

·          TLKM (Buy, TP: Rp4.770, Support: Rp4.650)
·          INCO (Buy, TP: Rp3.030, Support: Rp2.950)
·          ERAA (Spec Buy, TP: Rp715, Support: Rp695)
·          INTP (Spec Buy, TP: Rp18.850, Support: Rp18.350)
                                                              
News Highlight

PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) masih tertekan harga bahan baku pakan ternak dan turunnya harga day old chick (DOC) akibat oversupply. Tekanan tersebut membuat laba bersih MAIN sepanjang semester I 2017 turun 84% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 27 miliar. Marlene Tanumihardja dalam risetnya 31 Juli 2017 mengatakan secara keseluruhan penurunan laba bersih tersebut terjadi karena laba kotor dan laba operasional yang juga turun. Selain itu, beban biaya promosi iklan di televisi untuk divisi consumer food juga turut membuat laba bersih MAIN tertekan.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) merevisi turun target perolehan kontrak baru tahun 2017, namun perusahaan pelat merah ini tak memangkas target laba dan pendapatan. "Mengenai kinerja pendapatan dan laba tidak berubah. Target pendapatan sekitar Rp 40 triliun dan target laba sekitar Rp 3 triliun," kata Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan WSKT. Menurut Tunggul, revisi target kontrak baru lantaran banyak komposisi proyek yang sebagian berubah. Kontrak yang tadinya sudah didapat pada tahun ini, pelaksanaannya mundur menjadi tahun 2018. Manajemen WSKT menyebut, saat ini, perusahaan sudah mengantongi kontrak baru sebanyak Rp 40 triliun. Perusahaan optimistis hingga akhir tahun ini, target perusahaan tersebut bisa dipenuhi.
                                                                                                                                                                                   
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) jumbo hingga 2019 mendatang. Anggarannya mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun. Seperti diketahui, sejumlah rencana penambahan kapasitas produksi sudah disiapkan. Pertama, TPIA tengah melakukan perluasan pabrik butadine yang diestimasikan memakan biaya US$ 42 juta. Kedua, perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas naphtha cracker. Ketiga, TPIA menargetkan akan mengoperasikan pabrik polyethylene baru pada kuartal IV 2019. Keempat, proyek yang masih dalam perencanaan, TPIA akan memperluas polypropylene yang diestimasikan membutuhkan dana sebesar S$ 15 juta. Kelima, TPIA juga berencana mendiversifikasi produk melalui membangun pabrik Methyl Tertiary Butyl Ether (MTBE) dan Butene-1.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana menyiapkan dana Rp200 miliar untuk penyertaan modal dalam proyek instalasi pengolahan air minum di Lampung. Direktur Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan proyek tersebut sedang dalam tahap penawaran (bidding). Perseroan sedang mengkaji lebih lanjut mengenai rencana investasi tersebut. Selain rencana investasi di Lampung, Adhi Karya juga berencana berinvestasi di proyek pengolahan air bersih di wilayah Banten. Menurutnya, nilai investasi proyek itu dapat mencapai Rp4 triliun-Rp5 triliun.
                                                                                                                                                                                                                           
Akses full report di : http://ipot.id/?g=r/e/3c3bpq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar