Market Wrap
Indeks di bursa
saham Wall Street ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah
Presiden Donald Trump mencapai kesepakatan dengan para pemimpin Demokrat
yang berencana untuk menaikkan batas utang dan pendanaan pemerintah.
Dow Jones ditutup positif +54 poin (+0,25%) di level 21.807, S&P 500
mencatatkan kenaikan +7 poin (+0,31%) di level 2.465, Nasdaq berakhir
menguat +17 poin (+0,28%) di level 6.393. Pagi ini bursa Asia dibuka di di zona hijau, sementara itu nilai tukar rupiah dibuka menguat +1 poin (+0,01%) di level 13.332.
Technical Ideas
Menguatnya
indeks di bursa saham Global dan Regional serta harga komoditas yang
masih mengalami kenaikan diprediksi membawa indeks harga saham gabungan
bergerak menguat. IHSG diperkirakan berada pada rentang support di level 5.800 dengan resistance
di 5.850. Pergerakan aliran dana investor asing menjadi salah satu poin
yang bisa dicermati, mengingat investor asing masih mendominasi
pergerakan IHSG. Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain:
· TLKM (Buy, TP: Rp4.770, Support: Rp4.650)
· INCO (Buy, TP: Rp3.030, Support: Rp2.950)
· ERAA (Spec Buy, TP: Rp715, Support: Rp695)
· INTP (Spec Buy, TP: Rp18.850, Support: Rp18.350)
News Highlight
PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) masih tertekan harga bahan baku pakan ternak dan turunnya harga day old chick (DOC) akibat oversupply. Tekanan
tersebut membuat laba bersih MAIN sepanjang semester I 2017 turun 84%
secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 27 miliar. Marlene Tanumihardja
dalam risetnya 31 Juli 2017 mengatakan secara keseluruhan penurunan laba
bersih tersebut terjadi karena laba kotor dan laba operasional yang
juga turun. Selain itu, beban biaya promosi iklan di televisi untuk divisi consumer food juga turut membuat laba bersih MAIN tertekan.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) merevisi
turun target perolehan kontrak baru tahun 2017, namun perusahaan pelat
merah ini tak memangkas target laba dan pendapatan. "Mengenai
kinerja pendapatan dan laba tidak berubah. Target pendapatan sekitar Rp
40 triliun dan target laba sekitar Rp 3 triliun," kata Tunggul
Rajagukguk, Direktur Keuangan WSKT. Menurut
Tunggul, revisi target kontrak baru lantaran banyak komposisi proyek
yang sebagian berubah. Kontrak yang tadinya sudah didapat pada tahun
ini, pelaksanaannya mundur menjadi tahun 2018. Manajemen
WSKT menyebut, saat ini, perusahaan sudah mengantongi kontrak baru
sebanyak Rp 40 triliun. Perusahaan optimistis hingga akhir tahun ini,
target perusahaan tersebut bisa dipenuhi.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) jumbo hingga 2019 mendatang. Anggarannya mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13 triliun. Seperti
diketahui, sejumlah rencana penambahan kapasitas produksi sudah
disiapkan. Pertama, TPIA tengah melakukan perluasan pabrik butadine yang
diestimasikan memakan biaya US$ 42 juta. Kedua, perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas naphtha cracker. Ketiga, TPIA menargetkan akan mengoperasikan pabrik polyethylene baru pada kuartal IV 2019. Keempat,
proyek yang masih dalam perencanaan, TPIA akan memperluas polypropylene
yang diestimasikan membutuhkan dana sebesar S$ 15 juta. Kelima, TPIA juga berencana mendiversifikasi produk melalui membangun pabrik Methyl Tertiary Butyl Ether (MTBE) dan Butene-1.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana menyiapkan dana Rp200 miliar untuk penyertaan modal dalam proyek instalasi pengolahan air minum di Lampung. Direktur
Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan proyek tersebut sedang
dalam tahap penawaran (bidding). Perseroan sedang mengkaji lebih lanjut
mengenai rencana investasi tersebut. Selain
rencana investasi di Lampung, Adhi Karya juga berencana berinvestasi di
proyek pengolahan air bersih di wilayah Banten. Menurutnya, nilai
investasi proyek itu dapat mencapai Rp4 triliun-Rp5 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar